Pagi itu kami bertiga sedang asyik ngobrol sebagai kritik social
atas beberapa peristiwa yang terjadi setelah pemilu dan sedikit diselingi
pertanyaan pertanyaan persiapan mudik dan perjalanan mudik,. Iya, karena saya
orang Sumedang Jawa Barat jauh dari Lumajang. Dari pintu kami bertiga saya
(ohan) Bapak Priwoko dan Bapak Agus selaku wakasek dipanggil diajak bincang
perihal buka bersama yang akan dilakukan di sekolah, padahal waktunya kurang
sehari, waktu itu masih hari Rabu dan dilaksanakan Kamis esok harinya. Akhirnya
kami tidak berdiskusi panjang lebar supaya tidak meluas maka langsung ke pokok
persoalan yang dibutuhkan untuk acara bukber tersebut. Mulai dari isi acara dan
persiapan. Kebetulan saya mendapat tugas mencari penceramah bersama Bapak
Priwoko. Tidak lama kami sudah dapat penceramah yaitu K.H. Satuyar Mufid.
Isi tausiyah menjelang buka puasa berisi nasihat nasihat
penting bagi guru. Guru di sekolah
itu secara moral harus menjadi suri tauladan
baik bagi murid muridanya yaitu harus bisa ditiru sikap baiknya dan dan
didengar nasihat nasihatnya. Guru bukan untuk memintarkan anaknya orang lain
karena yang menyebabkan seseorang pintar itu adalah kehendak Allah swt. Karena tidak
sediikit yang orang tuanya guru tetapi anaknya tidak pintar, berarti guru bukan
untuk memintarkan siswa. Seperti halnya dokter, bukanlah dokter yang menjadi
orang sakit menjadi sehat, karena tidak sedikit dokter yang juga sakit, tetapi
tetap membantu mengobati dan memberikan petunjuk obat kepada pasiennya. Hal kesembuhan
itu urusan Allah swt. Jadi dalam kehidupan ini yang paling tahu adalah Allah swt. Yang paling kuat dan
berdaya adalah Allah swt kita ini hanya sekedar menjalankan scenario Allah swt
melalui ikhtiar. Contohnya puasa, puasa itu merupakan sebuah proses. Lishoimi farhataini, bagi orang berpuasa
itu ada dua kebahagiaan; yang pertama ketika berbuka puasa, setelah sehari
menahan diri dari haus dan lapar lalu adzan maghrib berkumandang kita
diperbolehkan minum makan dan lain lain, itu menjadi suatu kebahagiaan
tersendiri. Dan kedua adalah ilqo ul
robihi, bertemu dengan Tuhannya (Allah swt). Demikian sekelumit isi
tausiyahnya.
Setalah itu dilanjutkan santunan kepada karyawan SMPN 1 Sukodono, buka makan takzil dan sholat maghrib
berjama’ah lalu makan bersama. Begitu guyub rukun dan khidmat mengikuti acara
tersebut, mudah mudahan acara baik semacam itu dapat rutin dilaksanakan tidak
harus mewah tetapi cukup pantas dan terasa kebersamaannya. Alhamdulillah.