Rabu, 22 Mei 2019

Tugas 4 Membuat link ke alamat video di youtube


Beragam versi berkembang dikalangan masyarakat terkait Raden Kian Santang putra dari Prabu Siliwangi. Dalam satu versi Kian Santang lahir dari Dewi Kumalawangi di Pajajaran 1315 M. dia adalah pemuda yang sangat cakap, tidaklah mengherankan diusianya yang sangat muda diangkat menjadi dalem Bogor kedua. Konon Raden Kian Santang kebal tidak bisa dilukai senjata jenis apapun, auranya memancarkan seorang ksatria dan sorot matanya menggentarkan hati lawan. Diriwayatkan Raden Kian Santang telah menjelajahi wilayah Pasundan tapi seumur hidupnya dia tidak pernah bertemu dengan orang yang mampu melukai tubuhnya padahal pemuda ini ingin sekali melihat darahnya. Pada suatu hari ia memohon kepada ayahnya agar dicarikan lawan yang hebat. Untuk memenuhi permintaaan putranya Prabu Siliwangi mengumpulkan para ahli nujum dia meminta bantuan kepada mereka, siapa dan dimana orang sakti yang mampu mengalahkan putranya. Kemudian datang seorang kakek  yang dapat menunjukan orang yang dia cari. Menurut kakek tersebut orang gagah yang dapat mengalahkan Kian Santang tersebut ada di tanah Suci  Makkah namanya Sayyidina Ali.
Aku ingin bertemu dengannya”, ungkap Raden  Kian Santang,
Untuk bertemu dengannya ada syarat yang harus Raden penuhi”, ungkap sang kakek.
Syarat-syarat tersebut yaitu harus bersemedi dulu diujung kulon, ujung barat pasundan waktu itu Banten masih masuk wilayah Pasundan. Dan harus berganti nama menjadi Galantang Setra. Dua syarat yang disebutkan tidak menjadi masalah bagi Kian Santang. Dan berganti nama menjadi Galantrang Setra dan pergi ke Ujung Barat Pasundan untuk bersemedi selama 40 hari. Selanjutnya pergi ke Makkah dengan segala ilmu kesaktiannya sehinggga tidak memakan waktu lama untuk sampai di Mekah.
Sesampainya di Mekkah, Galantrang Setra bertanya “Anda kenal dengan nama Sayyidina Ali”, ungkap Galantrang Setra kepada lelaki tegap yang berpapasan dengannya.
kenal sekali” ungkapnya.
Bisa kau antar aku kesana”, Galantrang Sentra
Bisa, asal kau mau ambilkan tongkatku yang ada disana”. Demi bertemu dengan Sayididna Ali Kian Santang menurut mengambilkan tongkat yang tertancap di pasir. Tapi alangkah terkejutnya dia karena tongkat yang diambil tidak bisa dicabut walaupun dia mengeluarkan kesaktiannya bahkan sampai keluar keringat darah dari pori porinya. Begitu mengetahui Kian Santang tidak bisa mengambil tongkatnya, pria itu menghampiri tongkatnya dan membaca “Bismillahirrohmanirrohim” lalu mengambil tongkatnya dengan mudah. Begitu heran melihat orang itu mencabut dengan mudah tongkat itu. “mantra apa yang kau sebut tadi, hingga kau begitu mudah mencabut tongkat itu, bisakah kau mengajarkan mantra itu kepadaku”,
tidak bisa, karena kau bukan orang islam”. Ungkap Sayyidina Ali.
Ketika dia terbengong melihat pria itu. Seseorang yang kebetulan lewat didepan mereka menyapa “Assalamu’alaikum Sayyidina Ali”. Kini dia tahu yang dari tadi bersamanya adalah Sayyidina Ali, Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk beradu kesaktian, dia berpikir mencabut tongkatnya saja tidak bisa bagaimana dengan kesaktiannya.
Singkat cerita dia masuk agama islam dan belajar agama islam selama sebulan. Setelah sebulan Kian Santang pulang hendak mengajak ayahnya masuk islam, namun Prabu Siliwangi menolak ajakan anaknya tersebut. Kian Santang kembali ke Makkah untuk melanjutkan belajar islam selama tujuh tahun. Setelah tujuh tahun Kian Santang kembali ke tanah pasundan dan berdakwah dengan maksud supaya ayahnya mau memeluk islam. Namun mengetahui Kian Santang kembali ke kerajaannya Prabu Siliwangi dengan kesaktiannya merubah kerajaannya menjadi hutan belantara. Kian Santang kesana kemari mencari kerajaan ayahnya yang letaknya dia ingat bahwa disitu letak kerajaannya namun berubah menjadi hutan belantara.
Beberapa saat kemudian Kian Santang bertemu dengan Ayahnya dan pasukannya yang keluar dari hutan belantara. Kian Santang bertanya “ayah mengapa engkau berada di hutan belantara, bukankah seorang raja seharusnya berada di kerajaan?”.
Mendengar pertanyaan itu, Prabu Siliwangi bertanya, “lantas apa, menurut kamu yang pantas ada dihutan”.
Kian Santang menjawab “harimau”.
Maka berubahlah ayahnya dan pasukannya menjadi harimau karena tidak mau diajak memeluk agama Islam dan menempati goa sancang di hutan sancang di Daerah Garut. Untuk kisah lebih lengkap simak dengan mengklik video berikut atau Kilk ini untuk menuju sumber utama link:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar