Sabtu, 18 Mei 2019

Tugas 2 : Belajar Urutan Ibadah Haji dan Umroh dengan merangkai gambar




Ibadah haji merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Mengenalkan pelaksanaan haji dan umroh merupakan salah satu motivasi untuk membangkitkan keinginan menunaikanya. Walaupun berbiaya yang tidak sedikit dengan adanya spirit sejak dini tidak menutup kemungkinan menggapainya masa dewasa kelak.
Materi meyakini bahwa ibadah haji dan umrah adalah perintah allah swt dengan mengenalkannya melalui urutan gambar pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Sebelum memasuki materi pembelajaran peserta didik dibagi dalam 5 kelompok, masing masing kelompok berjumlah 6 orang, setelah dibentuk kelompok peserta didik diminta membawa media yang dibutuhkan seperti kertas manila, glukol, gunting, spidol, gambar orang/gambar karikatur yang berkaitan dengan pelaksanaan haji dan umoh; gambar orang memakai pakaian ihrom, thowaf, berkumpul di arafah untuk wukuf, tahalul dan sa’i. dan mulailah mereka merangkai gambar dengan urutan sesuai rukun haji dan umroh kemudian secara bergantian mereka mempresantasikan hasil karya mereka sesuai urut selesainya mengerjakan tugas berkelompok tersebut. tentunya hadiah menyertai mereka bagi kelompok yang telah usai dengan penuh kesungguhan mengerjakannya.
Begitu antusias mereka melaksanakan tugas itu, sehingga tidak hanya guru memompa semangat belajar siswa tetapi juga menjadi pendorong bagi guru itu sendiri untuk melaksanakan rukun islam ke-5 tersebut. mudah-mudahan



Tompokersan, 19 Mei 2019
11.31

Tugas 3 : Puasa Para Nabi



Menurut ibnu katsir Nabi Adam as berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Nabi Nuh as berpuasa ketika berada diatas perrahu ketika Allah swt mengazab umatnya dengan banjir bandang dan menenggelamkan mereka termasuk istri dan anaknya, Nabi Ibrahim as berpuasa ketika dilempar oleh raja Namrud kedalam api yang menyala nyala, Nabi Daud as berpuasa secara bergantian antara satu hari dengan hari berikutnya (puasa sehari lalu sehari berikutnya tidak berpuasa dan seterusnya sepanjang tahun). Nabi Yusuf as berpuasa ketika dalam tahanan karena fitnah, Nabi Yunus as berpuasa selama berada diperut ikan paus, Nabi Ayub as berpuasa ketika mendapat berbagai musibah menimpanya, mulai dari habis hartanya, anak-anaknya meninggal sampai penyakit kulit, namun dalam sakit kulit itu Nabi Ayub as memohon agar menyisakan hatinya untuk digunakan mendekatkan diri kepada Allah swt. Begitu pula nabi Musa as, beliau berpuasa selama tiga bulan dalam setahun. Dan terakhir masa umat Nabi Muhammad saw diperintah berpuasa selama bulan ramadhan penuh. Atas dasar itulah mengapa kita berpuasa dibulan Ramadhan saat ini. Sekaligus menjelaskan firman Allah swt dalam Q.S. al Baqoroh ayat 183

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. 
Pada ayat tersebut orang islam yang beriman diperintah berpuasa seperti umat terdahulu untuk mencapai derajat takwa. Hanya saja umat nabi terdahulu tidak sebanyak umat Nabi Muhammad saw. Oleh karena puasa itu sebuah perjuangan dengan nilai ibadah tinggi bahkan dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).


Tompokersan, 19 Mei 2019
10.18

TUGAS 1 : TIGA DIMENSI GURU



Sambutan Ketua PGRI Kab. Lumajang

Mewarnai Ramadhan 1440 H yang penuh berkah PGRI Kabupaten Lumajang mengadakan Pelatihan berbasis Informasi dan Teknologi sebagai upaya perjuangan PGRI untuk meningkatkan mutu guru. Sudah bukan rahasia lagi bahwa guru adalah ujungtombak kemajuan sebuah bangsa, bangsa memiliki masa depan cerah ketika para guru memperlakukan generasi generasi penerus bangsa dengan penuh amanah dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Bung Karno pernah berkata “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!”. Guru adalah salah satu cambuk untuk mengasah pemuda pemudi yang memiliki mimpi yang kiranya dapat mengubah dunia. Dimanakah mereka diasah, dimanakah mereka ditempa, dimanakah mereka dididik, dilatih dan didewasakan? Tentunya dilembaga lembaga seperti sekolah yang ada gurunya dengan semangat juang, semangat berkreasi dan berinovasi guna melahirkan penerus pejuang bangsa.

Sejalan dengan itu sambutan ketua PGRI Kabupaten Lumajang Bapak H Winadi, S.Pd., M.Pd. yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang memberikan motivasi yang luar biasa yaitu dengan tiga dimensi bagi guru, yaitu; Pertama, guru harus mendidik dengan hati. Bagaimana bisa menciptakan generasi berakhlakul karimah sementara guru tidak melibatkan hatinya untuk menyentuh peserta didik menjadi orang mulia, sebagaimana hadis nabi Muhammad SAW “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari). Kedua, guru harus mengembangkan pola pikir secara cerdas. Tentunya menjadi guru harus mengetahui keadaan psikologi peserta didik bahkan harus berupaya menyelami jiwa mereka supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, bukan berarti guru maunya sendiri tanpa menghiraukan situasi dan kondisi pembelajaran. Karena belajar bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga mengembangkan pola berpikir supaya kelak dapat menghadapi jamannya. Ketiga, guru harus memanfaatkan teknologi. pada era digital dengan pesatnya perkembangan teknologi guru tidak bisa mempertahankan model lama yang konvensional, disamping tidak akan menarik peserta didik dalam belajar juga bisa jadi akan ditinggalkan. Untuk mengantisipasi itu maka guru harus berupaya memanfaatkan teknologi dalam sebuah pembelajaran. Misalnya menggunakan blog untuk pembuatan soal latihan, atau tugas lain yang relevan, peserta didik dapat memanfaatkan android untuk mengerjakan tugas tersebut. Nah, disitu dampak positif yang diperoleh peserta didik tidak hanya mampu mengerjakan tugas secara online tetapi secara tidak langsung mengabarkan bahwa HP dapat digunakan untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkannya bukan chatt, facebook, atau instagram an sich untuk tampil eksis tetapi pada perkembangan teknologi itu ada manfaat yang dapat dipetik. walaupun demikian tetap penanaman nilai nilai moralitas peran guru sangat penting, jangan karena berkembangnya teknologi informasi lalu kemudian guru berpangku tangan bahkan mengadal-utamakan teknologi.



Sabtu 18/5/2019 20.58
Jln. Brigjend Katamso RT. 02 RW 29
Tompokersan