
Menurut ibnu katsir Nabi Adam as berpuasa selama tiga hari
setiap bulan. Nabi Nuh as berpuasa ketika berada diatas perrahu ketika Allah
swt mengazab umatnya dengan banjir bandang dan menenggelamkan mereka termasuk
istri dan anaknya, Nabi Ibrahim as berpuasa ketika dilempar oleh raja Namrud
kedalam api yang menyala nyala, Nabi Daud as berpuasa secara bergantian antara
satu hari dengan hari berikutnya (puasa sehari lalu sehari berikutnya tidak
berpuasa dan seterusnya sepanjang tahun). Nabi Yusuf as berpuasa ketika dalam
tahanan karena fitnah, Nabi Yunus as berpuasa selama berada diperut ikan paus, Nabi
Ayub as berpuasa ketika mendapat berbagai musibah menimpanya, mulai dari habis hartanya,
anak-anaknya meninggal sampai penyakit kulit, namun dalam sakit kulit itu Nabi
Ayub as memohon agar menyisakan hatinya untuk digunakan mendekatkan diri kepada
Allah swt. Begitu pula nabi Musa as, beliau berpuasa selama tiga bulan dalam
setahun. Dan terakhir masa umat Nabi Muhammad saw diperintah berpuasa selama
bulan ramadhan penuh. Atas dasar itulah mengapa kita berpuasa dibulan Ramadhan
saat ini. Sekaligus menjelaskan firman Allah swt dalam Q.S. al Baqoroh ayat 183
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Pada ayat tersebut orang
islam yang beriman diperintah berpuasa seperti umat terdahulu untuk mencapai
derajat takwa. Hanya saja umat nabi terdahulu tidak sebanyak umat Nabi Muhammad
saw. Oleh karena puasa itu sebuah perjuangan dengan nilai ibadah tinggi bahkan dalam
sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:
“Setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang
semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang
akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan
karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kasturi.” (HR. Bukhari no.
1904, 5927 dan Muslim no. 1151).
Tompokersan, 19 Mei 2019
10.18