![]() |
Sambutan Ketua PGRI Kab. Lumajang |
Mewarnai Ramadhan 1440 H yang penuh
berkah PGRI Kabupaten Lumajang mengadakan Pelatihan berbasis Informasi dan
Teknologi sebagai upaya perjuangan PGRI untuk meningkatkan mutu guru. Sudah bukan
rahasia lagi bahwa guru adalah ujungtombak kemajuan sebuah bangsa, bangsa
memiliki masa depan cerah ketika para guru memperlakukan generasi generasi
penerus bangsa dengan penuh amanah dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Bung Karno pernah
berkata “Seribu orang tua hanya bisa
bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!”. Guru adalah
salah satu cambuk untuk mengasah pemuda pemudi yang memiliki mimpi yang kiranya
dapat mengubah dunia. Dimanakah mereka diasah, dimanakah mereka ditempa,
dimanakah mereka dididik, dilatih dan didewasakan? Tentunya dilembaga lembaga
seperti sekolah yang ada gurunya dengan semangat juang, semangat berkreasi dan
berinovasi guna melahirkan penerus pejuang bangsa.
Sejalan dengan itu
sambutan ketua PGRI Kabupaten Lumajang Bapak H Winadi, S.Pd., M.Pd. yang juga
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang memberikan motivasi yang luar biasa
yaitu dengan tiga dimensi bagi guru, yaitu; Pertama,
guru harus mendidik dengan hati. Bagaimana bisa menciptakan generasi
berakhlakul karimah sementara guru tidak melibatkan hatinya untuk menyentuh peserta
didik menjadi orang mulia, sebagaimana hadis nabi Muhammad SAW “….Bahwa dalam diri setiap
manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh
amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya.
Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari). Kedua, guru harus mengembangkan pola pikir secara cerdas. Tentunya
menjadi guru harus mengetahui keadaan psikologi peserta didik bahkan harus
berupaya menyelami jiwa mereka supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, bukan
berarti guru maunya sendiri tanpa menghiraukan situasi dan kondisi
pembelajaran. Karena belajar bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran
tetapi juga mengembangkan pola berpikir supaya kelak dapat menghadapi jamannya.
Ketiga, guru harus memanfaatkan
teknologi. pada era digital dengan pesatnya perkembangan teknologi guru tidak bisa mempertahankan model lama yang konvensional, disamping tidak akan menarik
peserta didik dalam belajar juga bisa jadi akan ditinggalkan. Untuk mengantisipasi
itu maka guru harus berupaya memanfaatkan teknologi dalam sebuah pembelajaran. Misalnya
menggunakan blog untuk pembuatan soal latihan, atau tugas lain yang relevan,
peserta didik dapat memanfaatkan android untuk mengerjakan tugas tersebut. Nah, disitu dampak positif yang diperoleh peserta didik tidak hanya mampu mengerjakan tugas secara online
tetapi secara tidak langsung mengabarkan bahwa HP dapat digunakan untuk
menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkannya bukan chatt, facebook, atau instagram an sich untuk tampil eksis tetapi
pada perkembangan teknologi itu ada manfaat yang dapat dipetik. walaupun demikian tetap penanaman nilai nilai moralitas peran guru sangat penting, jangan karena berkembangnya teknologi informasi lalu kemudian guru berpangku tangan bahkan mengadal-utamakan teknologi.
Sabtu 18/5/2019 20.58
Jln. Brigjend Katamso RT. 02 RW 29
Tompokersan
Sip pak, semoga ilmunya bermanfaat. Tetap semangat!
BalasHapusTerima kasih ibu Amalia Permatasari....
HapusAamiin yaa robbal'aalamiin