Sabtu, 18 Mei 2019

TUGAS 1 : TIGA DIMENSI GURU



Sambutan Ketua PGRI Kab. Lumajang

Mewarnai Ramadhan 1440 H yang penuh berkah PGRI Kabupaten Lumajang mengadakan Pelatihan berbasis Informasi dan Teknologi sebagai upaya perjuangan PGRI untuk meningkatkan mutu guru. Sudah bukan rahasia lagi bahwa guru adalah ujungtombak kemajuan sebuah bangsa, bangsa memiliki masa depan cerah ketika para guru memperlakukan generasi generasi penerus bangsa dengan penuh amanah dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Bung Karno pernah berkata “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!”. Guru adalah salah satu cambuk untuk mengasah pemuda pemudi yang memiliki mimpi yang kiranya dapat mengubah dunia. Dimanakah mereka diasah, dimanakah mereka ditempa, dimanakah mereka dididik, dilatih dan didewasakan? Tentunya dilembaga lembaga seperti sekolah yang ada gurunya dengan semangat juang, semangat berkreasi dan berinovasi guna melahirkan penerus pejuang bangsa.

Sejalan dengan itu sambutan ketua PGRI Kabupaten Lumajang Bapak H Winadi, S.Pd., M.Pd. yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang memberikan motivasi yang luar biasa yaitu dengan tiga dimensi bagi guru, yaitu; Pertama, guru harus mendidik dengan hati. Bagaimana bisa menciptakan generasi berakhlakul karimah sementara guru tidak melibatkan hatinya untuk menyentuh peserta didik menjadi orang mulia, sebagaimana hadis nabi Muhammad SAW “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari). Kedua, guru harus mengembangkan pola pikir secara cerdas. Tentunya menjadi guru harus mengetahui keadaan psikologi peserta didik bahkan harus berupaya menyelami jiwa mereka supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, bukan berarti guru maunya sendiri tanpa menghiraukan situasi dan kondisi pembelajaran. Karena belajar bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga mengembangkan pola berpikir supaya kelak dapat menghadapi jamannya. Ketiga, guru harus memanfaatkan teknologi. pada era digital dengan pesatnya perkembangan teknologi guru tidak bisa mempertahankan model lama yang konvensional, disamping tidak akan menarik peserta didik dalam belajar juga bisa jadi akan ditinggalkan. Untuk mengantisipasi itu maka guru harus berupaya memanfaatkan teknologi dalam sebuah pembelajaran. Misalnya menggunakan blog untuk pembuatan soal latihan, atau tugas lain yang relevan, peserta didik dapat memanfaatkan android untuk mengerjakan tugas tersebut. Nah, disitu dampak positif yang diperoleh peserta didik tidak hanya mampu mengerjakan tugas secara online tetapi secara tidak langsung mengabarkan bahwa HP dapat digunakan untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkannya bukan chatt, facebook, atau instagram an sich untuk tampil eksis tetapi pada perkembangan teknologi itu ada manfaat yang dapat dipetik. walaupun demikian tetap penanaman nilai nilai moralitas peran guru sangat penting, jangan karena berkembangnya teknologi informasi lalu kemudian guru berpangku tangan bahkan mengadal-utamakan teknologi.



Sabtu 18/5/2019 20.58
Jln. Brigjend Katamso RT. 02 RW 29
Tompokersan





2 komentar:

  1. Sip pak, semoga ilmunya bermanfaat. Tetap semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu Amalia Permatasari....
      Aamiin yaa robbal'aalamiin

      Hapus